Persepsi Masyarakat tentang Stunting
Kemen Kominfo melakukan survei persepsi pada tahun 2018 dan 2019 untuk mengetahui pemahaman masyarakat tentang stunting.
Hasilnya seperti terlihat pada pie chart disamping ini
Berdasarkan data SKI 2023, sebanyak 69,40% masyarakat telah memiliki pemahaman yang benar tentang stunting, sementara 30,60% masih memiliki pemahaman yang salah.
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat telah memahami aspek penting terkait stunting, seperti penyebab, dampak, dan cara pencegahannya. Namun, persentase yang masih memiliki pemahaman keliru cukup signifikan, hampir sepertiga dari total responden.
Hasilnya seperti terlihat pada pie chart disamping ini.
Berdasarkan data SKI 2023, faktor utama penyebab stunting yang paling dikenal masyarakat adalah asupan makanan anak kurang bergizi (86,50%), diikuti kurangnya asupan gizi ibu saat pra-kehamilan dan hamil (46,60%). Hal ini menunjukkan kesadaran yang cukup baik terhadap pentingnya gizi.
Faktor lain seperti sanitasi buruk (27,90%) dan penyakit keturunan (25,10%) masih kurang diperhatikan. Sementara itu, kemiskinan (18,60%) dan anak sering sakit (18,10%) memiliki tingkat pengenalan terendah.
Data ini menunjukkan perlunya edukasi lebih lanjut, terutama terkait sanitasi dan kemiskinan yang juga berperan dalam pencegahan stunting.
Hasilnya seperti terlihat pada bar chart disamping ini.
Data SKI 2023 menunjukkan bahwa 75,70% masyarakat memahami bahwa stunting menghambat pertumbuhan fisik, sementara 49,40% menyadari dampaknya pada kecerdasan dan 43,40% pada perkembangan otak.
Namun, pemahaman tentang dampak jangka panjang masih rendah, dengan hanya 21,80% yang mengetahui risiko PTM dan 21,20% yang menyadari penurunan produktivitas.
Lebih mengkhawatirkan, 8,50% menganggap stunting tidak berdampak, menunjukkan masih adanya kesenjangan informasi.
Data ini menunjukkan perlunya edukasi lebih lanjut, terutama terkait sanitasi dan kemiskinan yang juga berperan dalam pencegahan stunting.
Hasilnya seperti terlihat pada bar chart disamping ini.Hasil SKI 2023 menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat terkait intervensi stunting masih bervariasi. Sebanyak 56,50% responden memahami pentingnya MPASI sesuai gizi, diikuti 44,80% yang mengetahui manfaat ASI eksklusif. Namun, hanya 34,40% yang menyadari perlunya ASI hingga 2 tahun, dan 36,00% yang memahami pentingnya imunisasi. Kesadaran akan pemantauan tumbuh kembang anak juga masih rendah (34,30%).
Sementara itu, pemahaman terkait gizi ibu hamil masih minim. Hanya 24,10% yang mengetahui pentingnya konsumsi protein hewani, 21,00% tentang manfaat Tablet Tambah Darah (TTD), dan 19,50% menyadari perlunya enam kali pemeriksaan kehamilan.
Edukasi lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama terkait pemantauan tumbuh kembang anak, imunisasi, serta gizi ibu hamil. Dengan kampanye kesehatan yang lebih intensif, diharapkan angka stunting dapat terus ditekan.
Hasilnya seperti terlihat pada bar chart disamping ini.