Dashboard Pemantauan Terpadu
Percepatan Pencegahan Stunting
Masalah gizi pada balita merupakan masalah Kesehatan Masyarakat yang masih tergolong tinggi di Indonesia, baik yang bersifat akut maupun kronis. Stunting atau anak pendek berdasarkan umur merupakan salah satu indikator kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dibawah lima tahun (balita) akibat kekurangan asupan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan (Gambar 1). Karenanya periode 1.000 HPK ini disebut pula sebagai periode Emas untuk melakukan pencegahan atau koreksi masalah stunting dengan berbagai intervensi gizi spesifik dan sensitif. Intervensi gizi spesifik terdiri dari berbagai program yang bertujuan untuk menanggulangi penyebab langsung masalah stunting, sementara intervensi gizi sensitif merupakan kelompok program yang bertujuan untuk menanggulangi berbagai penyebab tak langsung dari stunting. Dengan kata lain, masalah stunting bersifat multifaktor yang dalam pemantauannya membutuhkan sistem pemantauan dan evaluasi (monev) terpadu seperti yang dijabarkan dalam Pilar 5 (silakan klik disini).
Gambar 1. Kerangka Konsep Percepatan Penurunan Stunting
Besaran masalah gizi pada balita dan penyebabnya
Balita Stunting Nasional
Tahun 2023
21,5%
TINGGI
Sumber Data: SKI 2023
*Stunting
=Pendek + Sangat Pendek
TB/U Z-skor < 2.5
SANGAT RENDAH   <2,5
RENDAH   2,5 - <10
MEDIUM 10 - <20
TINGGI 20 - <30
SANGAT TINGGI >=30
Balita Wasting Nasional
Tahun 2023
8,5%
MEDIUM
Sumber Data: SKI 2023
*Wasting
=Kurus+Sangat Kurus
BB/TB Z-skor < 2.5
SANGAT RENDAH   <2,5
RENDAH   2.5 - 5
MEDIUM 5-10
TINGGI 10 - 15
SANGAT TINGGI >=15
Balita Underweight Nasional
Tahun 2023
15,9%
SANGAT TINGGI
Sumber Data: SKI 2023
*Underweight
=Gizi Kurang+Gizi Buruk
BB/U Z-skor < 2.5
RENDAH   <5
MEDIUM 5-10
TINGGI 10 - 15
SANGAT TINGGI >=15