Stunting dan Penyebabnya
Masalah gizi pada balita merupakan masalah Kesehatan Masyarakat yang masih tergolong tinggi di Indonesia, baik yang bersifat akut maupun kronis. Stunting atau anak pendek berdasarkan umur merupakan salah satu indikator kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dibawah lima tahun (balita) akibat kekurangan asupan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan (Gambar 1). Karenanya periode 1.000 HPK ini disebut pula sebagai periode Emas untuk melakukan pencegahan atau koreksi masalah stunting dengan berbagai intervensi gizi spesifik dan sensitif. Intervensi gizi spesifik terdiri dari berbagai program yang bertujuan untuk menanggulangi penyebab langsung masalah stunting, sementara intervensi gizi sensitif merupakan kelompok program yang bertujuan untuk menanggulangi berbagai penyebab tak langsung dari stunting.
Gambar 1. Kerangka Konsep Percepatan Penurunan Stunting
Akses paket program prioritas untuk Percepatan Penurunan Stunting
Sejumlah program yang tergolong dalam intervensi gizi spesifik dan sensitif telah ditetapkan sebagai bagian dari paket program prioritas untuk Percepatan Penurunan Stunting dalam Strategi Nasional atau Stranas (Gambar 2). Keseluruhan dari paket program ini diharapkan dapat tersedia secara memadai dan berkualitas (supply side) serta dapat diakses dan dimanfaatkan secara utuh (demand side) oleh RT 1.000 HPK sebagai sasaran prioritas program.